Monday, February 27, 2012

#21 Andai Mereka Tau...

ibu  : "meme masih pacaran sm yang kurus kurus tu? ""
aku : " ngga"
" yang bener?"
"iya, udahlah kok nanya itu terus"
"jadi siapa pacar skrg"
""ngga ada"
"ngga ada?"
" ngga ada."
"kalo dikenalin mau?"
"ngga mau"
"kok udah sampe umur segini ngga pacaran, ngga normal"
"...."

same old same old.
Pembicaraan yang terus saya hindari.

ingin rasanya mengubah pembicaraan itu menjadi...

ayah / ibu : " meme masih pacaran sama yang kurus itu?"
aku          : " masih"
"Kok? janganlah, carilah yang katolik atau kristen yang paling penting bermarga ( batak )"
" Tapi aku udah 4 tahun bareng si kurus itu. walau sempet putus dalam waktu yang lama, tapi tetep bareng sampe sekarang. Si kurus itu yang nemenin aku kemana mana. Aku berani kerjain event diluar Jambi krn ada si kurus itu juga yang bikin aku nyaman, teman teman sesama event baik, ngga ada yang macem macem baik semua, tapi krn ada si kurus itu aku tambah ngerasa aman,nyaman. Si kurus itu yang jagain aku. Si kurus itu yang tau kapan rematik aku kumat, hampir setiap malam malaria datang lagi. Si kurus itu yang jadi tempat cerita aku kalo ada apa apa."

"Iya, tapi kan pasti ada orang batak yang bisa kayak gitu?"
" Yakin? kalau pun ada yang pasti bukan disini, krn kenyataannya emang ngga ada. yang ada pasti ngelarang ngelarang ngga jelas. aku bukan perempuan yang kuliah-kerja yang 'aman'-nikah yang 'aman' kayak gitu aja. Dan si kurus itu mengerti, karna dia juga kayak gitu."
" Tapi gimana kalo sampe nikah? ikatan adat batak itu yang bikin kuat pernikahan (ayah beneran pernah bilang gitu, dan waktu itu saya cuma diem) "
"Gimana jaminannya? jaminan leluhur? saya lebih percaya jaminan Tuhan. Tuhan yang saya percaya cuma 1 untuk seluruh semesta. Tenang saja, gimanapun saya ini keturunan batak, apa dengan tidak menikah dengan orang batak saya bukan keturunan batak lagi? Bagaimana mungkin leluhur bisa menjamin hubungan pernikahan, mereka manusia. bukan Tuhan. Saya cuma percaya Tuhan, bukan leluhur leluhur itu.
Dan dari hati saya, saya lahir sampe mati akan tetap menjadi Katolik. Saya merasa nyaman menyembah Tuhan dengan cara Katolik, begitu pula si kurus itu nyaman menjadi muslim, dan sebagaimana orang orang lain yang nyaman dengan kepercayaannya masing masing. Ngga akan ada yang mencoba mempengaruhi. Ini hubungan perasaaan dewasa, bukan hubungan multi level marketing yang menjalin relasi untuk menambah anggota 'perusahaan'. Dan seleluhur atau seagama bukan jaminan. Gimana dengan tante X yang udah nikah 3 kali? dengan orang batak dan kristen semua kan? gimana dengan sms2 tengah malam dengan ntah berapa wanita? dan tentu ada pertemuan. Jadi seandainya pun leluhur dan agama lebih menjamin awetnya pernikahan tapi ngga bisa menjaga awetnya perasaan,kan? Ngga ada yang bisa. Itu semua tergantung personal dan tentu atas kehendak Tuhan. "

"udah 4 tahun? jadi udah ngapain aja?"
" tenang aja, hubungan ini atas perasaan dan kewarasan. tidak ada yang terlalu jauh yang dilakukan. Saya tidak pernah siap sampai saya menikah resmi dan dia tidak pernah memaksa. Walau kadang kasihan laki laki dengan umur segitu belum pernah. hehe Lihat betapa baiknya kan dia. Gimana kalau saya berhubungan dengan laki laki seleluhur dan seagama, mungkin mereka akan sangat memaksa, dengan alasan, ah kita kan seagama sesuku,kalo terjadi apa apa pasti dengan mudah tinggal dikawini. Setidaknya, begitu yang saya simpulkan dari cerita cerita yang saya dengar. Tapi kalau sebatas sentuh dan raba ya sudah hehehe (oke, kalimat terkahir ini ngga mungkin saya sampaikan ke orangtua )"

"Kami sama sama tidak yakin bila kami berpisah akan ada orang lain mau menerima kami dengan segala yang ada di pikiran kami, yang tidak sejalan dengan orang kebanyakan, dengan ide ide besar yang akan dianggap remeh dengan orang orang yang ngga ngerti. Kami punya terlalu banyak mimpi yang rasanya sayang bila dilewatkan begitu saja hanya karna pasangan tidak setuju. Kami melengkapi. 
Jadi, tolong biarkan kami bersama. Kalaupun kami berpisah, biarkan terpisah dengan sendirinya atas pengaturan Tuhan. Ntah itu sampai salah satu atau kami berdua merasa ada ketidakcocokkan yang tidak bisa diselesaikan lagi, atau bertemu dengan orang yang jauh jauh lebih tepat atau saat salah satu dari kami meninggal dengan rambut putih dan tubuh renta."




Friday, February 24, 2012

jangan memaksakan, alih alih nurut malah jadi muak

Beberapa minggu ini saya ( dipaksa ) mengikuti latihan paduan suara perkumpulan marga.  ayah saya batak bermarga sinaga, jadilah saya disebut boru sinaga. Dan saya dipaksa mengikuti perkumpulan sinaga.
dimana saya ngga suka. saya ngga suka berkumpul dengan orang orang asing. saya akan menjadi sangat pendiam dan ngga nyaman, untuk saya sendiri dan orang lain. Ya, saya pernah tergabung beberapa kali ( ga sampe 5 kali, cuma 2 kali mungkin ) di komunitas, terakhir dan masih di Forum Musisi Jambi. Tapi setidaknya, di FMJ membicarakan apa yang benar benar saya suka. Dan untuk bergabung di komunitas atau perkumpulan batak ini begitu sulit. Saya tidak pernah bergabung dalam 1 lingkungan yang semuanya batak seperti yang biasa dilakukan batak lainnya. Saya ngga suka istilah 'saudara sesuku', oh c'mon. kenapa harus sesuku? layaknya kenapa harus yang seagama. Kita semua sama sama manusia, which is kita semua saudara nga peduli agama, suku, status, atau apapun itu, setidaknya itu yang diajarkan Agama saya, dan yang saya yakini.

Jujur, saya tidak begitu menyukai suatu tipikal orang batak ( tidak semua orang batak, tapi banyak yang begitu ) yang berkelompok kelompok dengan sesama batak aja. Apa yang mendasari pemikiran seperti itu? 
Pemikiran yang mempersempit dunia. Seperti mengeksklusifkan diri atau malah ngga PD bila mandiri. Berkelompok membuat jaringan. Lalu merasa sangat aman karena 'sudah ada backing' disana sini. Menyedihkan adalah orang orang yang 'ber-backing'


Beberapa dari mereka sepertinya mengetahui hubungan 'gelap' saya, sepertinya bapak yang gusar tentang itu bercerita pada mereka. Saya menggelapkan tentu krn kami berbeda agama dan suku, yang bagi sebagian orang 'tertutup' itu seperti aib atau hal yang harus di selesaikan sesegera mungkin.
Lagi  lagi, ada apa dengan pemahaman itu?


Apa jadinya bila saya katakan tidak hanya lingkungan, kekasih bahkan saya dari dulu berpikiran untuk menikah dengan yang berbeda suku dan agama, untuk memberi contoh nyata dari ajaran PPKn dan memberi 'pukulan' bagi orang orang yang terlalu berpikir yang paling benar.

Apa salah dari perbedaan? kenapa mereka begitu sempit? rasanya saya sangat. sangat. sangat muak hingga ingin menguncang guncang kepala mereka agar semua isi yang ada dalam pikirannya keluar dan saya tahu apa sebenernya yang menyebabkan mereka seperti itu dan apa mau nya.

Bila mereka bertanya atau menyatakan ketidaksukaanya, saya bisa, sangat bisa menjawab dengan jawaban yang logis yang sudah saya pikirkan sejak lama. tapi saya memilih diam, karna percuma. Percuma, saya kalah banyak. 1 berbanding ratusan. Percuma, karena pikiran mereka sudah tertutup.
Saya tidak suka berkumpul kumpul seperti ini, bersikap seolah olah keluarga, kerabat dekat yang harus selalu diutamakan. Tidak, kalian hanyalah orang orang asing yang baru saya kenal. Saya punya orang orang terdekat yang tidak seagama tidak sesuku dengan saya tapi mereka orang orang baik, tidak fasis dan rasis.


Tentu membentuk organisasi atau perkumpulan menjadi hak setiap individu, dana bila kalian menjadi bagian didalamnya, melihat tidak ada yang salah dengan persekutuan semacam ini, itu hak kalian.
Tapi bukan HAK kalian untuk memaksakan orang lain untuk menjadi bagian dari persekutuan kalian. 
Satu satunya jalan, menyelesaikan skripsi dan menjauh dari rumah. Amin.

Thursday, February 16, 2012

guess what,loneliness has come again

         

when the fams rejected me, i thought that was okay,   coz' i've got you, but when i look into your eyes tonight, then i know that i've nobody.

Wednesday, February 15, 2012


“People will always talk about you, so give them something to talk about”
Saya baca kutipan ini dari buku “The End Of Business As Usual”
Konteksnya adalah mengenai bagaimana jejaring sosial akan membuat diri kita atau bisnis kita dibicarakan orang.
Siapapun akan membicarakan apapun.
Ini berlaku juga untuk konteks personal seperti dalam hidup kita.
Inti dari Personal Branding bagi saya adalah, menceritakan kepada khalayak luas akan diri kita yang sesungguhnya, utk menghindari mispersepsi dlm benak orang lain terhadap kita
Bukannya menceritakan kepada khalayak luas akan sebuah sosok atau image karang2an yg ingin disampaikan kpd mereka. Itu bukan personal branding, itu penipuan.
Show people who you are
Tell them your story
Give them something to talk about.
They’re gonna talk about you anyway one way or another.
Kita bisa melakukan ini lewat bercerita di blog atau lewat karya karya kita yg tentunya akan mencerminkan siapa diri kita
Saatnya kita pastikan mereka membicarakan kita sesuai dgn yg kita harapkan.
Bukan sesuai dgn yang mereka dapatkan dari gosip atau dari karang karang belaka..

copy from Pandji Pragiwaksono's site.

Friday, February 10, 2012

Judulkan sesukamu


Sesak yang berkumpul, berteriak seperti pengunjuk rasa. Bedanya sesak ini bukan sesak bayaran nasi bungkus, yang berteriak tanpa merasakan. Ini sesak yang mengakar ntah sudah berapa tahun.
Sesak yang berteriak di kamar mandi, atau diantara pori pori bantal atau di depan layar saat mengetik ini.
Berteriak dengan kebisuan.
Ini sesak yang mencoba bersahabat. Tentu saja dengan keadaan.
Ini sesak yang bingung dengan keadaan yang pura pura.
Pura pura tidak apa apa karna tidak ingin dianggap terlalu berlebihan, padahal banyak yang jauh lebih melebih lebihkan.
Sesak ini...
Sesak bertuan.
Sesak karena yang ditinggalkan. Karena tidak berseragam dan patuh aturan nenek moyang.
Sesak yang lama membungkam. Mencoba jalan berdamai, tapi terus didesak paksa.
Sesak yang ingin berubah menjadi tidak peduli. Seperti yang mereka lakukan.
Sesak yang ingin menjadi ulat, lalu terkurung dalam kepompong tapi akhirnya bisa lepas bebas dengan indah.

don't tell him

how could you hates edgy

Sunday, February 5, 2012

#20 surat kepada 30

Apakabar Miani berumur 30?
kamu dimana sekarang?
Apa yang sedang kamu kerjakan ? Musik apa yang sedang kamu dengarkan belakangan ini? Gimana apartemen atau rumah kecil atau kontrakan atau kamar kost-an mu?
Hal hal seru apa aja yang udah aku laluin?
masih ingat ngga, apa kamu wisuda dari unja bulan April 2012?
Semoga saja, dan semoga kamu masih ingat betapa sulitnya kamu mengerjakan hal yang dipikir2 tidak begitu sulit tapi terlalu sulit untukmu mau menggeser rasa malas mu untuk itu.
Kebaya nya warna apa saat aku wisuda? Jadi pake kebaya hitam berpayet merah itu?
Lalu, apa kamu langsung keluar dari rumah dan hidup sendiri ntah kemana seperti yang udah kamu idamkan sejak lama?
Tattoo tatoo, udah berapa? apa aja? dimana aja? udah 'generasi menolak tua' di selingkaran sikut? dan.... ehm,berapa berat ku?
Apa yang kamu kerjakan setelah wisuda? Apa jadi ngambil sekolah broadcast di Jogya?
Apa di umur 30 mu kamu udah ngerasain rasanya jadi crew film? jadi roadman? majalah gimana ? Kerasan ngga? Atau kamu masih di event? Terwujud Lady & Brandals cloth. ??? *crossfinger*  Please, jangan sampai kamu jadi pegawai kantoran yang membosankan. Paling tidak katakanlah kamu jadi jurnalis atau editor di surat kabar atau majalah. Pleaseeeee...
Lalu apa Ibu sudah tidak mencerewetimu agar masuk kejaksaan? semoga di umurmu yang 30 ia sudah mengerti, paling ngga menyerah lah ya.
Siapa pacarmu? eh, umur 30 mungkin sudah membicarakan suami ya? hehe. Duh aku malu dan deg deg an mengetik kata "suami" Siapaaaaa ? Siapa dia???
Pedo? astaga, nikah juga. hahahahaha. Bagaimana bisa? Kawin lari ya ? hahaha. Udah berapa puluh kali dalam sebulan kalian bertengkar karna sifatnya itu? hahahhaa. Ngomong ngomong, jadi pake gaun atau kebaya putih ? aaaahhh aku benar benar penasaran!
atau bukan Pedo? yang lebih pengertian ? siapa ? Tapi pastinya dia yang selera musiknya oke kan? Anak band? Seniman lainnya ? Yang baik kan? Yang ngga kasar kan? Yang pinter kan? Satu lingkungan pekerjaan? Yang bisa jadi ayah yang baik kan?  dan dia suami yang setia kaaaan? jangan seperti.. ah sudahlah. semoga di umur 30 mu dia tidak begitu lagi, lagipula sudah terlalu tua pastinya untuk dia kalau masih begitu.
Sudah berapa anakku? Apa jadi kamu menamai salah satu putriku dengan nama Sore Kinanti? Rambutnya lurus atau ikal? aaaaaaaahhh aku sudah nga sabar menciumnya!
Tapi, diatas semua itu bagaimanapun keadaannya,
kamu bahagia kan,hey aku umur 30 ?

weheartit.com



astaga, aku semangat sekali mengetik ini. rasanya ingin cepat cepat melihatmu, aku di umur 30. 

Wednesday, February 1, 2012

#19 (tanya)

Dear kamu,

apa kamu pernah memikirkan, apakah aku memikirkanmu seperti kamu memikirkan aku dan apakah aku berpikir yang sama dengan yang kamu pikirkan, bahwa aku sedang memikirkan apakah kamu memikirkan aku seperti aku memikirkanmu?
aku sedang.

jawabanmu?