Monday, March 12, 2012

Hal klise yang (sering) terlupakan, " bersyukur "


saya, pacar saya dan saya yakin banyak orang di sekitar saya terlalu sering mengeluh. wajar. sifat manusia. tapi ada juga yang terlalu sering, bahkan sampai menempatkan diri orang tersusah orang paling terhimpit orang paling dirugikan hidupnya. saya juga pernah berpikir seperti itu. kamu juga kan?



Lalu saya melihat kejadian malam ini dan malam kemarin.
semua yang kita lihat pasti sudah ditentukan oleh Tuhan. dan semua yang ditentukan sudah ada alasannya tersendiri. mungkin alasannya agar saya menulis ini, setidaknya sebagai pengingat untuk diri sendiri, walau ngga yakin berapa lama 'pengingat' ini bertahan lama.
kejadian kemarin malam,

saat saya dan pacar jalan kaki berdua sejauh lumayan-bikin-betis-pegel kilometer. Dari Damai sampe simpang 4 Jelutung dan berbalik. di simpang jelutung ada 2 orang tunanetra sedang ngamen pake mic dan peralatan apalah gitu saya kurang ngerti, mereka saling menuntun, dengan cara memegang pundak salah satunya. Padahal itu hampir jam 9 malam, tapi apa bedanya jam 9 malam atau jam 12 siang pada mereka? Mungkin hanya terik matahari atau dingin angin malam yang membedakan. Mereka biasa memang di situ, kadang ber 4. 4 orang tunanetra saling membantu mencari makan.



Lalu malam ini,
saat saya beli tekwan disamping apotek KDA Sipin. terdengar suara anak kecil teriak teriak memaki, saya melihat 2 orang bocah perempuan. Sepertinya berumur 9 dan 7 tahun. yang berumur 9th sedang meneriaki gadis kecil yang 7th, meneriakinya monyet dan bodoh.
Mereka berdua membawa kecrekan mainan dari plastik.

Sebelumnya mereka ngamen, bukan ngamen juga sih tepatnya, tapi meminta minta, krn yang mereka lakukan hanya menggoyang2kan kecrekan selama tidak kurang dari semenit, lalu langsung menengadahkan tangan dengan sorot mata "cepat berikan saja kami uang!", tepatnya itu pandangan dari yang umur 9th.

ga begitu jelas kenapa sampai gadis yg lebih besar meneriaki yg lebih kecil dengan kata - kata itu, bahkan sampe ngejambak rambut depannya, menarik narik tangannya sampe yang lebih kecil itu nangis.
yang terdengar hanya " lepasin kecrekan kau tu!! agek (nanti) diliat!!! bodoh nian! anak monyet!! "
*tragisnya banyak orang yang menyaksikan, dan ada beberapa dari mereka yang malah ketawa* lalu dari hasil nguping saya antara si mamang tekwan dan bapak disamping saya, sepertinya ibu dari anak yang lebih kecil itu datang atau lewat, jadi si anak yang lebih besar menyuruh dia agar melepaskan kecrekannya biar ngga ketauan oleh ibu kalau dia minta minta. agak ngga masuk akal sih, sepertinya ini bukan malam pertama si gadis kecil keluar malam malam untuk minta minta, bagaimana mungkin si ibu tidak tahu apa yang dilakukan putri nya yang berumur 7tahun diluaran rumah malam hari.
Lalu dari pembicaraan mamang juga saya tau kalau itu sudah biasa terjadi, dan kalau ada satpol pp lewat mereka akan lari dan sembunyi biar ngga ketangkep, dan trik gimana lari dan sembunyi udah diajarin sama 'boss' mereka.


Gila.
Di jam segitu pada saat umur saya segitu, saya berada dirumah yang hangat. Mungkin sedang bermain boneka. Mungkin juga tidak kelaperan,rasanya saat kecil saya ngga pernah kelaperan deh. Saya dari lahir sampai kelas 4 sd di jambi tinggal di rumah bedeng kontrakan dari papan. tidak kaya, tapi orangtua saya tidak pernah membiarkan saya kelaparan.
Dan malam ini saya ngeliat langsung anak kecil perempuan berumur 7 tahun dijambak dan ditarik tarik agar ngga ketahuan sedang 'kerja' untuk 'boss' nya dengan cara ngemis.
Dan di umur 9 tahun saya sudah sekolah, saya diajarin bertutur kata yang sopan. Saya membaca buku - buku tentang budi pekerti dan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Malam ini juga saya ngeliat langsung anak kecil perempuan berumur 9tahun begitu bengis dan kasar tingkah laku dan kata - katanya.
Dan saya tidak harus bekerja dengan 'boss' yang mengerikan. yang membiarkan anak kecil bekerja untuknya.
bekerja untuk monster.


Semoga alarm ini akan saya ingat seumur hidup. tidak hanya saat ini.
Untuk terus bersyukur saya bisa mengetik hal ini di sebuah netbook seharga 5jt yang terhubung dengan koneksi internet, dengan secangkir teh hangat, di kamar membelakangi tempat tidur dengan kasur yang empuk dan selimut tebal dan baru saja berbalas sms dengan pacar yang baik.
Bisa melihat warna, mendengarkan musik, merasakan hangat dan dingin, merasakan kecupan, mempunyai baju yang layak.
Semoga saya akan terus mengingat ini dan terus bersyukur dan melewati segala masalah dan cobaan dengan pikiran jernih dan waras.




No comments:

Post a Comment