Tuesday, March 20, 2012

V thing.




saya sedang membaca Fimela.com , webzine wanita gitu. menarik artikel dan tampilannya. bikin pengen ngelamar kesana :)
lalu saya membuka thread yang ada satu demi satu, dan nemu thread ini. Hal klise, mempermasalahkan keperawanan. 


http://www.fimela.com/ask/2011/12/15/tak-berani-akui-sudah-tidak-perawan

jadi ceritanya, ada seorang wanita yang sudah pernah berhubungan badan dengan pacarnya, putus, lalu bertemu pria baru, dan akan bertunangan. Dan disitu lah dilema muncul, antara memberitahukan atau tidak tentang ketidakperawanannya dan ketakutan akan ditinggalkan oleh calon tunangan. Banyak yang komen, ada yang memberikan saran dengan pikiran terbuka dan seperti biasa, banyak yang menjadi hakim moral, menjudge dan menganggap hanya dirinya lah yang suci. menjijikkan.

Bukannya membenarkan berhubungan badan sebelum menikah, saya tau itu tidak benar. tapi janganlah menjadi hakim atas dosa orang lain. i am still virgin, sampai sekarang dan (semoga) sampai saya dapet buku nikah. Kadang bertanya tanya gimana rasanya, apakah senikmat di film film porno itu? kayaknya sih gitu. Dan tentu pernah ada keinginan, karna saya sedang bersama orang yang sangat saya sayangi dan rasanya juga cinta, dan akan sangat tepat melakukannya dengan orang yang dicinta. Saya juga bukan wanita yang ingin menikah muda, jadi saya tentu akan masih lama mencoba kenikmatan itu. Tapi saya terlalu takut untuk melakukannya sekarang. Saya ngga kuat ngebayangin wajah kecewa ibu dan ayah saya kalau sampai tahu saya sebebas itu. Dan juga rasanya suatu kebanggaan aja bisa survive ditengah ketidakperawanan yang berserakan. Keperawanan ngga bisa dikembalikan seperti mencicipi sebuah kue, ngga utuh lagi, dan tinggal dibeli yang baru yang persis sama. Ngga bisa kayak gitu. Tapi saya juga ngga akan menajiskan orang - orang yang sudah melakukannya sebelum nikah, hanya kesian dg pemikiran pendek dan ngga bisa nahan napsu.hehe.

Selain orang - orang menjadi hakim moral, kenapa juga biasanya yang disalahkan ( kebanyakan ) adalah perempuan.
Seperti, akan menikah dan yang dipermasalahkan adalah keperawanan sang perempuan. Kalo perempuan ngga perawan lagi itu rasanya najis banget, malah ada yang sampe batalin pernikahannya. Lalu kalau pria yang tidak perjaka lagi dianggap biasa aja. Ngga masalah. Wajar. OH C'MON!!!!
Seakan - akan wanita adalah barang dan pria adalah pembeli. CUMA pembeli yang punya hak akan membeli atau tidak barang yang itu. Dan mengembalikan ke toko kalau ternyata ada cacatnya. Menjijikkan. 
Tapi untunglah, beberapa pria banyak yang sudah berpikiran bener , tidak mempermasalahkan kepewananan pacar atau calon istri. Dan semoga dengan seiring perkembangan waktu, hakim hakim moral ( yang biasanya malah banyakan dia dosanya, cuma ditutupin dengan menghakimi orang lain )  itu akan musnah. 

No comments:

Post a Comment