Sunday, October 23, 2011

~ Dia.

Ketika tangis Dia tidak terbendung, Dia mengambil gunting ~ Dia pelupa, selalu lupa untuk membeli pisau silet ~ membenamkannya dan mulai menggores. Tidak, tidak pada nadi. Dia tidak berniat bunuh diri, hanya menggores - gores. Goresan menyebabkan perih. Perih yang nyata. Dan perih yang bisa menyurutkan air mata. Dia selalu berusaha membuat goresan yang halus, agar tidak berbekas. Bila air mata terus mengalir maka goresan belum berhenti. Hal yang sudah dilakukan selama bertahun - tahun. 
Awalnya Dia tidak suka dibilang emo oleh seseorang yang tahu apa yang Dia lakukan, lalu Dia tidak perduli lagi. karna Dia tidak menemukan hal lain untuk menyurutkan air mata selain itu, tidak pula orang yang mengejeknya emo. 
Tapi dini hari ini Dia menemukan hal lain ~karna Dia tidak menemukan gunting dalam laci nya~ ,yaitu jarum jahit. Dia membenamkan jarum jahit itu dan mulai menariknya. Berkali - kali. Berkali - kali. Karna saat ini air mata yang keluar seperti tidak ada habisnya. Dia sudah merasa sangat perih,walau darah yang keluar benar - benar sangat sedikit walau begitu pergelangan tangan Dia sudah bengkak oleh goresan. 
Dia tidak tahan. Dia berhenti menggores dan meringis perih. Air mata Dia pun mulai surut dan akhirnya berhenti. Dia berhasil lagi dengan caranya. 
Tapi Dia lain kali tidak mau lagi menyurutkan air mata dengan jarum jahit, karna perihnya sepuluh kali daripada gunting dan 8x daripada silet.

No comments:

Post a Comment