Sunday, November 21, 2010

liver, bukan nama sebenarnya.

Dear liver,janganlah membiru terus menerus. Kau menyiksa. Padahal sudah banyak yang menjadi tumbal agar kau tidak membiru. Tulang yang tidak akan selamanya kokoh, otot ini, kelenjar keringat, sari otak, dan bagian liver yang lain yang menyimpan emosi akan hal yang nyata. Kau sudah memperbudak mereka,Liver! Alangkah jahatnya kau. Dan seperti tidak cukup, kau bahkan menyita waktu terbaik dalam 24 jam, yaitu antara tengah malam hingga subuh. Kau mengajak si tengah malam hingga subuh bermain dalam kebiruanmu. Kasian, padahal mereka ingin memanjakan si pagi hingga malam dalam pelukannya. Ah, pasti kau iri karna tidak ada yang memanjamu, ya kan? ngaku saja! Jahat betul. 
Dear Liver, Bersabarlah menanti biru langit datang dan membawakanmu warna merah muda. Kau tau kalau biru muda akan datang kan. Kapan?? ntahlah, yang mengirimkannya tidak bilang pukul berapa kereta tiba. Tapi sembari menanti si biru langit, tulang yang tidak akan selamanya kokoh, otot ini, kelenjar keringat, sari otak, dan bagian liver yang lain yang menyimpan emosi akan hal yang nyata akan terus berkorban untukmu. Mereka badutmu, tak apa juga jika kau menggangap mereka budakmu. Pakailah sesukamu, tapi mereka juga ada batasnya. Dan oh, otot kaki meminta jangan terlalu memaksa nya, ia bilang, ia sedang tidak enak badan, jangan terlalu dipaksa nanti ia bisa mati rasa. Pakailah semuanya, untuk menyembuhkan, paling tidak menyamarkan birumu.
Dear Liver, bersabarlah. Tenang tenanglah. Kau tau kebiruan ini bukan salah mu sepenuhnya, ini karna dia yang menghitam. Dia juga rumput rumput yang menghitam. Ah atau ini gara gara si Michael Bubble yang merayap dari speaker komputer ke pori pori kulitmu?


No comments:

Post a Comment